Perjalanan Membidik Mimpi Seorang Birrul Qodriyah - “Setiap detik dan waktu adalah prestasi
dan satu langkah meraih RidhoNya”, inilah tulisan pertama yang akan anda
lihat saat mengunjungi salah satu social media milik Birrul Qodriyah,
Mahasiswi FK UGM angkatan 2010 ini. Terlihat jelas meski hanya dari
tulisan dari cover fotonya bahwa ia adalah seorang anak yang tangguh tak
hanya dalam prestasinya tetapi juga dalam kehidupan religinya.
Birrul pertama kali dikenal oleh
masyarakat luas saat ia menjadi wakil dari ratusan mahasiswa penerima
Bidik Misi dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyampaikan
testimoninya adalam acara silaturrahim mahasiswa Bidik Misi di Jakarta.
Ia bahkan bisa membuat seorang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menitikan air matanya saat mendengar cerita Birrul.
Birrul merupakan salah satu dari sekian
banyak anak yang kurang beruntung yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Orang tuanya hanyalah seorang buruh tani yang hanya berpenghasilan lima
ribu rupiah perharinya. Beruntung ia memiliki record prestasi yang
mengagumkan sejak ia masih SD sehingga ia sering terbantu dengan
beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya. Ia sudah sejak lama memendam impiannya
untuk menjadi seorang dokter. Ia tuliskan mimpinya itu dalam kertas dan
ditempelkan pada dinding kamarnya. Banyak orang yang mencemoohnya,
bagaimana bisa seorang anak buruh tani menjadi seorang dokter, tapi itu
tidak menyurutkan langkahnya, bahkan menjadikannya sebagai motivasi
untuk menggapai mimpinya tersebut.
Setelah ia lulus SMA , ia mengutarakan
keinginannya pada kedua orang tuanya untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Tapi ia tahu, orang tuanya tidak mampu untuk membiayai
sekolahnya ke bangku perkuliahan. Keduanya orang tuanya hanya diam saat
mendengar permintaan putri sulungnya tersebut. Birrul hanya melihat
ayahnya setiap pagi mengayuh sepeda habis shubuh. Tak dinyana, melihat
kesungguhan Birrul, sang ayah M Jawahari rela bersepeda dari Bantul
hingga Klaten untuk mencarikan beasiswa untuk putrinya, tetapi
kenyataannya tak semudah itu. Prestasi birrul yang menjadi kebanggaan
ayahnya belum cukuo untuk meyakinkan para pihak sponsor.
Melihat kegigihan ayahnya, Birrul pun
termotivasi untuk mendaftarkan diri dalam beasiswa Bidik Misi. Ia pun
mendaftarkan diri di Fakultas Kedokteran UNAIR (Surabaya) dan Ilmu
Keperawatan UGM (Yogyakarta). Mengingat cita-citanya yang ingin menjadi
dokter, pastinya ia akan memilih Fakultas Kedokteran di UNAIR, tapi
akhirnya ia memilih Ilmu Keperawatan UGM. Ia tak ingin egois, karena
pengumunan UGM yang terlebih dulu keluar, dan jika ia tidak
mengambilnya, adik-adik kelasnya akan terblokir. Ia yakin segala bidang
memiliki prospek karir yang cerah.
Selama kuliahnya, Birrul termasuk anak
yang berprestasi, terbukti dengan sejumlah perlombaan dan prestasi yang
ia dapatkan. Ia juga membuat Kamus Kedokteran Bahasa Jawa bersama empat
mahasiswa UGM lainnya. Tak hanya prestasinya yang mengagumkan, ia pun
termasuk mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Ia pernah menjabat
sebagai ketua HIMIKA MORPHOSA UGM 2012. Inilah yang menjadi bukti bahwa
seorang yang aktif berorganisasi pun bisa berprestasi dalam akademik.
Semoga yang telah dicapai dengan Birrul dengan semua perjuangannya bisa
menjadi pemantik semangat bagi teman-teman sekalian. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com) (foto: fk.ugm.ac.id)
0 komentar:
Posting Komentar